Minggu, 17 Januari 2016

Kesenian Jawa Khas Jepara


Jepara Cultural Festival Suguhkan Kesenian Khas Jepara


Pagelaran Jepara Cultural Festival di lapangan alun-alun Kabupaten Jepara, Kamis (11/4) (Jaringnews/Edy Suprayitno)
Pagelaran Jepara Cultural Festival di lapangan alun-alun Kabupaten Jepara, Kamis (11/4) (Jaringnews/Edy Suprayitno)
Perang Obor, Baratan, Jembul Tulakan, dan Kupat Lepet dipentaskan dalam satu panggung.
JEPARA, Jaringnews.com – Kamis malam, (11/4) lapangan alun-alun Kabupaten Jepara tiba-tiba disulap menjadi arena hiburan rakyat. Ribuan warga Jepara datang berbondong-bondong ke lapangan di depan kantor bupati Jepara. Meski grimis turun mengguyur, tak menyurutkan niat masyarakat menyaksikan kesenian khas Jepara, seperti Perang Obor, Baratan, Jembul Tulakan, dan Kupat Lepet.


Ratusan seniman Kota Ukir terlibat dalam pagelaran berlabel Jepara Cultural Festival. Di atas panggung buatan berukuran 100 meter persegi, secara bergantian kesenian asli Jepara tersebut tampil bergantian dibawakan seniman-seniman muda Bumi Kartini.


Tampil lebih awal pesta Perang Obor. Kesenian lokal masyarakat Desa Tegalsambi Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara itu menjadi tontonan pembuka nan atraktif. Puluhan orang berperang saling memukul menggunakan obor dari blarak (daun kelapa kering) ke tubuh lawan.


Berikutnya disusul kesenian masyarakat Kecamatan Kalinyamatan, Baratan. Puluhan perempuan nan cantik dan anggun terlibat dalam penggarapan ini. Dengan kostum berkebaya, perempuan-perempuan bak jelmaan RA Kartini itu masuk panggung dengan membawa lampion beraneka warna. Sedangkan para prajurit laki-laki dengan langkah tegap membawa tongkat mengiringi langkah Ratu Kalinyamat.


Tak pelak keanggunan Ratu Kalinyamat menggoda mata fotografer dan pewarta untuk membidiknya. Masyarakat yang menyaksikan pagelaran ini pun turut serta mengabadikan pertunjukan teater kolosal ini dengan kamera selular.


“Dalam pagelaran ini sengaja kami suguhkan kesenian-kesenian asli Jepara supaya masyarakat lebih mengenal dan memahami tradisi budaya setempat yang telah sejak lama hadir, namun tanpa disadari dan dimengerti makna dan sejarah yang mendasari lahirnya tradisi tersebut,” ujar Kustam Ekajalu, Ketua Dewan Teater Jepara yang didaulat menjadi art director pagelaran ini.


Sementara itu, komunitas seni Gaperto Art Community yang bermarkas di Desa Jambu Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara didaulat untuk menyuguhkan pertunjukan Jembul Tulakan. Kesenian ini merupakan kesenian asli warga Desa Tulakan Kecamatan Donorojo Kabupaten Jepara.Dalam pertunjukan kali ini, komunitas yang digawangi Didid Endro itu menghadirkan empat Jembul (tumpeng raksasa) di atas panggung. Dengan iringan para penari teatrikal dan narasi berbahasa Jawa yang menceritakan latar




“Teman-teman DKD memang tidak terlibat sama sekali dalam pagelaran kali ini, karena teman-teman seniman memang tidak ada kedekatan secara emosional dengan DKD. Selain itu, status ketua terpilih saat Musda dan jajaran kepengurusannya juga belum sah secara hukum karena belum dilantik bupati,” papar Kustam usai pagelaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar